Senin, 05 Desember 2016

Kartu pos untuk mantan, kirim2016_05_09

Selain mengirim kartu pos kepada orangtuaku di bulan Mei 2016, aku juga mengirim kepada mantanku. Beginilah kartu pos tersebut.

Kartu pos untuk mantan, dari Bremen, 9 Mei 2016


Awalnya aku ingin hadir acara mantanku di Bandung. Akan tetapi selama Mei, aku harus sibuk dengan poster konferensi ilmiah dan juga mempersiapkan packing barang untuk terbang ke tempat konferensi di USA. Jadi hanya kartu pos saja yang bisa mewakili kehadiranku.


Bremen, 5 Desember 2016

iscab.saptocondro
P.S. Aku juga mengirim kartu pos dari San Francisco yang tidak sempat kuscan atau kufoto

Kartu Pos untuk Ayah-Bunda, kirim2016_05_09

Suatu hari di awal Mei, aku berpikir untuk mengirim kartu pos secara rutin kepada orang tuaku (dan keluarga besar serta kawan-kawanku). Pesan digital mudah dihapus dengan telunjuk dan jempol sedangkan pesan tertulis di kertas harus dihempas ke tempat sampah secara fisik kalau mau dilupakan.

Aku juga berpikir untuk menyimpan gambar-gambar menarik pada kartu pos yang kukirim, beserta pesan yang kutulis di baliknya. Berhubung aku berpengalaman dalam kehilangan (12 tahun) data di harddisk, jadi lebih baik pesan dan gambar kutaruh di tempat umum saja, yaitu blog ini.

Selalu ada yang pertama untuk segala sesuatu. Kartu pos berikut inilah yang pertama mengisi blog ini.

Kartu pos untuk Bapak dan Ibu, dari Bremen, 9 Mei 2016


Pada kartu pos, aku ingin bercerita mengenai kehidupan doktoralku yang suram tapi tak ingin membuat kedua orangtuaku kuatir. Aku hanya bercerita sedikit tentang topikku dan perasaanku. Ukuran kartu pos terbatas. Gambar pada kartu pos adalah tentang Cuxhaven, kota pantai di Niedersachsen, Jerman. Aku sempat berjalan-jalan ke sana dan makan salmon panggang.


Bremen, 5 Desember 2016

iscab.saptocondro